Jumat, 14 November 2014

Tata Wacana_wacana lisan

WACANA LISAN

A.    Pengertian Wacana Lisan
Wacana lisan ialah wacana yang dihasilkan melalui media lisan, iaitu melibatkan pembicara dan pendengar. Komunikasi yang terlibat dalam wacana lisan ini ialah komunikasi interaktif, yaitu komunikasi yang melibatkan hubungan pembicara dan pendengar secara langsung. Dalam wacana lisan, pembicara biasanya akan menggunakan ekspresi wajah, intonasi suara, gerak badan dan sebagainya untuk menyampaikan sesuatu maklumat kepada pendengar
Wacana lisan memiliki kelebihan kelebihan dari wacana tulis karena  wacana lisan itu alami, langsung, mengandung unsur suprasegmental, bersifat suprasentensial, dan belatar belakang konteks situasional.
Kelemahanannya yaitu kesulitan dalam mengulang kembali wacana dengan sama tepat seperti yang pertama. Willis Edmonsond (dalam Mulyana 2005: 52), dalam bukunya Spoken Discourse (wacana lisan) secara tidak langsung menyebut bahwa wacana lisan memiliki kelebihan disbanding wacana tulis. Beberapa kelebihan di antaranya ialah:
1.      Bersifat alami (natural) dan langsung
2.      Mengandung unsur-unsur prosodi bahasa (lagu, intonasi)
3.      Memiliki sifat suprasentensial (di atas struktur kalimat)
4.      Berlatar belakang konteks situasional

B.     Ciri-ciri Wacana Lisan
Ø  Ciri-Ciri
1.      Kalimat dalam wacana lisan kurang terstruktur, dan tidak lengkap, bahkan hanya susunan frasa.
2.      Penataan subordinatif bahasa dalam wacana lisan lebih sedikit dibanding
3.      Wacana lisan jarang menggunakan kata hubung karena pendengar dan pembicara sudah sama-sama paham tanpa itu..
4.      Dalam wacana lisan jarang digunakan frasa benda yang panjang
5.      Kalimat dalam wacana lisan cenderung berstruktur topik-komen, begitu seorang pembicara menyampaikan sebuah topik, maka pendengar memberikan sebuah komentar
6.      Ketika menyampaikan wacana lisan, penutur dapat memperhalus struktur kalimat yang kurang tepat saat itu juga.
7.      Wacana lisan, khususnya dalam percakapan sehari-hari, seseorang akan lebih sering menggunakan kosakata umum yang mudah dimengerti oleh lawan bicara dari berbagai kalangan.
8.      Wacana lisan memerlukan daya simak yang tinggi agar interaksi tidak terputus
9.      Wacana lisan sulit diulang,dalam arti mengulang hal yang sama dengan ujaran pertama.
10.  Wacana lisan dapat dilengkapi dengan gerakan anggota tubuh untuk memperjelas makna yang dimaksud.
11.  Wacana lisan menyatukan partisipanya dalam satu situasi dan konteks yang sama.
12.  Wacana lisan biasanya lebih pendek dari pada wacana tulis.
13.  Wacana lisan juga melibatkan unsur kebiasaan atau pengetahuan yang telah diketahui bersama (common ground) ,yang ada pada satu keluarga atau kelompok.
14.  Wacana lisan sering melibatkan partisipanya secara langsung.
Ø  Unsur-unsur
1.      Aneka tindak
Aneka tindak merupakan peringkat terbawah pada skala wacana. Perlu kita ketahui bahwa tindak ini mempunyai jenis atau kelas yang beraneka ragam. Burton (1981: 65-8) misalnya membedakan delapan jenis tindak yaitu:
a.       Penanda (marker)
b.      Panggilan (summons)
c.       Permintaan metastatemen (request-metastatement)
d.      Permisi setuju (permission-accept)
e.       Salam panggilan/setuju (greeting-summons)
f.       Salam-Maaf (accuse-excuse)
g.      Informasi-komentar (inform-comment)
h.      Prawancana (preface)
2.      Gerak
Tindak dan gerak dalam wacana sangat bersama dengan morfem dan kata dalam gramatikal. Dengan defenisi dapat di katakana bahwa gerak adalah satuan bebas yang terkecil walaupun dia mempunyai  struktur dalam hubungan tindak (Sinclair dan coultrad, 1978: 23). Ada pakar yang membedakan gerak atas lima jenis, yaitu sebagai berikut:
a.       Gerak susun (framing moves)
b.      Gerak pusat (focusing moves)
c.       Gerak pembukaan (opening move)
d.      Gerak jawban (asnwerring move)
e.       Gerak lanjutan (follow-up move)
3.      Pertukaran
Pakar wacana lisan Deirdre membedakan dua jenis pertukaran atau exchanges yaitu:
a.       Explicit boundary exchanges
b.      Conversational exchanges
Uraian yang sangat terperinci mengenai struktur dan ragam pertukaran telah di adakan oleh Sinclair dan coulthard dalam menganalisis wacana bahasa inggris yang dipergunakan oleh guru dan siswa di kelas. Mereka membedakan dua jenis utama pertukaran yaitu:
a.       Boundary exchanges (pertukaran batas)
b.      Teaching exchanges (pertukaran pengajaran)
4.      Transaksi
Transaksi biasanya, mulai dengan pertukaran persiapan dan berakhir dengan pertukaran akhir. Ada pun tiga tipe utama transaksi adalah:
a.       Transaksi penerangan (informing transaction)
b.       Transaksi pengarahan (directing transaction)
c.       Transaksi pancingan (eliciting trasactions)
5.      Kineksi
Kinesik atau gerakan, Bukanlah merupakan unsur kebahasaan tetapi turut berperan untuk memperlancar jalannya komunikasi lisan tatap muka. Kineksi ini mencakup aspek-aspek tertentu, prilaku komunikatif nonlokal antara partisipan dalam suatu wacana lisan. Ilmu yang menelaah masalah kinesik disebut kinetic (kinetics).

C.    Jenis Wacana Lisan
1.      Wacana monolog (monologue discourse)
Adalah wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung. Wacana monolog bersifat searah dan termasuk komunikasi tidak interaktif (noninteractive communication). Wacana monolog terjadi seperti pada orasi ilmiah, khotbah, dan penyampaian visi dan misi.
2.      Wacana dialog (dialogue discourse)
Adalah percakapan yang dilakukan oleh dua orang secara langsung. Wacana dialog bersifat dua arah, dan masing-masing partisipan secara aktif ikut berperan didalam komunikasi, sehingga disebut komunikasi interaktif (interactive communication). Wacana dialog terjadi seperti pada peristiwa diskusi, musyawarah, pembicaraan telepon, Tanya jawab, dan teks drama.
3.      Wacana polilog
Adalah pembicaraan atau percakapan yang melibatkan partisipan pembicaraan lebih dari dua orang penutur. Partisipan yang terlibat dalam pembicaraan semuanya berperan aktif dan langsung dalam komunikasi. Wacana polilog terjadi seperti pada peristiwa musyawarah, diskusi, atau debat, dan teks drama.

D.    Contoh dan Analisis Wacana Lisan
Ø  Contoh:
Wacana Dialog Siaran Radio
Talk 1             : Opening (musik pembuka)
Talk2              : Dari bumi hijau pandaan, 107,55 FM, membuka pagi dalam acara
  soundwaves pagi ini……
Talk 3             : Selamat pagi mbak Dini. Bagaimana? Sudah siap mengisi acara
  Soundwaves pagi ini
Talk 4             : Sudah Mas Anton. Lagu apa yang akan kita pilih untuk membuka
  acara soundwaves pagi ini?
Talk 5             : bagaimana kalau lagunya Toto-Africa…OK…Star FM music
matters… Pendengar mari kita dengarkan Africa dari album
TOTO   IV……………….
Talk 6             : Hemn…bukan main…Mas Anton bisa ceritakan sedikit tentang
  lagu Africa ini?
 Talk 7            : Lagu ini diambil dari album Toto IV tahun 1982. Lagu Africa ini
  termasuk satu. Di antara dua hit internasional yang dihasilkan
  album ini…….
Talk 9             : OK. Apa ada tips buat pendengar kita pagi ini mbak Dini?
Talk 10           : Oh…ya tentu ada mas Anton. Tips kita pagi ini adalah bahaya
  mengemudi usai bekerja lembur.
Ø  Analisis:
Wacana diatas merupakan contoh wacana lisan berupa dialog. Dialog yang diambil adalah kegiatan siaran disalah satu stasiun radio yang dibawakan oleh pembawa acaranya. Contohnya diatas termasuk kedalam wacana lisan, dapat dilihat dari ciri-ciri yang telah disebutkan sebelumnya. Ciri yang menunjukkan bahwa contoh diatas tergolong wacana lisan yaitu partisipasi langsung. Dapat dilihat bahwa interaksi yang terjadi pada dialog diatas merupakan secara langsung antara percakapan Anton dan Dini, serta pendengar siaran tersebut. analisis lainnya adalah percakapan ini tidak dapat diulang-ulang kembali terbukti ujaran yang terjadi tidak ada yang diulang. Selanjutnya dialog tersebut melibatkan pembicara dan pendengar tentunya pendengar harus mempunyai daya simak yang tinggi. Melalui analisis tersebut dialog siaran radio diatas masuk kedalam wacana lisan karena terdapat ciri-ciri yang telah disebutkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar