Kamis, 20 Maret 2014


BAB I
PENDAHULUAN



A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Psikolog perkembangan merupakan faktor penting yang menunjukan perkembangan atau pertumbuhan sikap hidup manusia.Dalam hal ini psikolog perkembangan berperan sebagai sikap hidup manusia untuk beradaptasi dengan lingkungan. Lingkungn yang  dimaksud yaitu keluarga, masyarakat serta alam. Faktor – faktor tersebut menunjang kelangsungan hidup manusia.Hal tersebut saling bergantung pada psikolog perkembangan untuk menumbuhkan sikap yang baik terhadp adaptasi lingkungan.
Dalam psikologi perkembangan juga menafsirkan tugas – tugas perkembangan pada usia menengah. Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang berhasil atau tidaknya sangat berperan terhadap kehidupan individu. Tugas – tugas ini di pengaruhi oleh faktor  fisik, kulturan, cita – cita hidup, dan norma agama.
Permasalahan bagi manusia akan semakin kompleks ketika menginjak usia menengah atau usia remaja. Permasalahan bagi peserta didik usia sekolah menengah timbul baik dan internal maupun eksternal. Keinginan tahuan padamusia sekolah menengah sangatlah besar karena pada masa itu mereka masih mencari jati diri dan figure yang di idolakan oleh mereka. Bagi seorang pendidik haruslah tahu keadaan peserta didiknya dan harus bias mengarahkan pada hal – hal yang positif, sehingga bias terarahkan pada hal – hal yang positif.



B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan peserta didik usia menengah ?
2.      Apa saja faktor – faktor muncul tugas perkembangan ?
3.      Bagaimana tugas perkembangan pada usia menengah ?



C.     TUJUAN MASALAH
1.      Merngetahui konsep-konsep peserta didik usia menengah
2.      Mengetahui faktor-faktor munculnya tugas perkembangan
3.      Mengetahui tugas-tugas perkembangan pada usia menengah







BAB II
PEMBAHASAN


A.    Pengertian Peserta Didik Usia Sekolah Menengah
Penggunaan istilah peserta didik usia sekolah menengah tidak jauh beda dengan istilah remaja, untuk menghindari kesimpangsiuran dan sekolah pahaman istilah peserta didik usia sekolah menengah atau remaja. Istilah asing yang digunakan dalam istilah peserta didik usia sekolah menengah atau remaja antara lain :
1.      Pubertas yaitu usia kedewasaan atau masa pertumbuhan rambut di daerah tulang
2.      Adolestensia yaitu masa muda usia antara 12 – 22 tahun
3.      Yaouth Remaja sanagt sulit diartikan secara mutlak
Pengertian remaja munurut pandangan para ahli :
1.      Remaja meurut Hukum Dalam UU perkawinan no. 1 / 1974 pasal 7, Menjelaskan usia minimal untuk suatu perkawinan 16 tahun untuk wanita dan 19 tahun                                        bagi pria, walaupun undang – undang tidak menyebutkan anak yang berusia diatas yang   disebutkan tadi bukan anak – anak lagi dan juga tidak bisa dianggap sebagai orang dewasa penuh karena karena dalam usia tersebut mereka masih dianjurkan meminta izin dulu pada orang tua mereka.
2.      Remaja ditinjau dari perkembangan fisik, dalam alat-alat kelamin munusia mencapai kematangan.
3.      Batas Remaja menurut WHO,kembang remaja adalah suatu masa pertumbuhan dan perkembangan dimana :
a.       Indivudu berkembangan disaat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya saat ia mencapai kematangan seksual.
b.      Individu mengalami perkembangan psikologi dan pola indentifikasi dari kanak – kanak menjadi dewasa
c.       Terjadi peralihan dari ketergantungan social ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri.


B.     Faktor – Faktor Yang  Mempengaruhi Munculnya Tugas Perkembangan.
           Munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber dari faktor-faktor sebagai berikut:
1.      Kematangan fisik
Misalnya :
a.       Belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki.
b.      Belajar  bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena ke matangan organ – organ seksual
2.      Tuntutan masyarakat secara kultur ;
a.       Belajar membaca
b.      Belajar menulis
c.       Belajar berhitung
d.      Belajar berorganisasi


3.      Tuntunan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri
a.       Memilih pekerjaan
b.      Memilih teman hidup
4.      Tuntunan norma agama
a.       Taat beribadah kepada Allah S.W.T
b.      Berbuat baik kepada sesama  manusia


C.     Tugas – tugas Pada Usia Menengah dan Remaja
C.1. Tugas – tugas perkembangan usia menengah atau sekolah
Masa sekolah merupakan masa yang penting bagi manusia.Terutama menyangkut pembentukan mental dan sosialnya. Tugas – tugas perkembangan pada masa ini ialah :
a.       Belajar memperoleh ketrampilan fisik untuk melakukan permainan
Melalui perubahan fisik dan otak anak belajar dan belari semakin stabil, makin mantap dan cepat.Pada masa sekolah anak sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat berbaris, senampagi, dan permainan – permainan ringan
b.      Membentuk sikap – sikap sehat terhadap dirinya demi kepentingan organismenya yang sedang tumbuh
Hakikatnya ialah mengembangkan sikap positif terhadapjenis kelaminnya dan juga menerima dirinya.

C.2. Tugas perkembangan masa remaja.
Menurut Hurlock Daham Mappiare (1992) :
a.       Mampu menerima keadaan fisiknya
Pada periode remaja, anak tumbuh demikian cepat mengarah pada bentuk orang dewasa, yang di barengi oleh perkembangan sikap dan citra diri.
b.      Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Dalam masa remaja diharapkan mereka menerima keadaan diri sebagai pria atau wanita dengan sifat dan tanggung jawab kaumnya masing – masing
c.       Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
d.      Mencapai kemandirian soisal
Tugas perkembangan yang diharapkan bagi remaja adalah bebas dari ketergntungan social.
e.       Mencapai kemandirian ekonomi
f.       Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
g.      Memahami dan menginternalisasi nilai – nilai orang dewasa dan orang tua.
h.      Mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
i.        Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
j.        Memahami dan mempersiapkan tanggung jawab kehidupan keluarga.



BAB III
PENUTUP



A.     SIMPULAN
            Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang berhasil atau tidaknya sangat berperan terhadap kehidupan individu. Tugas-tugas ini dipengaruhi oleh faktor fisik, kultural, cita-cita hidup, dan norma agama.
 Tugas-tugas perkembangan anak mulai bayi hingga usia sekolah adalah cenderung kepada proses pembelajaran awal tentang tata cara dasar berperilaku dan bermasyarakat. Sedangkan pada masa remaja, cenderung terjadi pencarian jati diri individu dan proses-proses pendewasaan baik fisik maupun psikis.
Pada masa dewasa awal dan setengah baya, individu mulai mencapai kematangan dalam berpikir dan berperilaku.Di masa ini, tanggung jawab seorang individu sangat diimplementasikan, terutama mengenai kehidupan berumah tangga. Sedangkan saat mencapai usia tua, individu banyak mengalami degradasi, terutama secara fisik. Kemampuan umum dan kesehatan umumnya menjadi menurun.



B.      SARAN
Saran Kondisi peserta didik sangat labil, yang memerlukan bimbingan orang yang lebih dewasa dan petunjuk mereka atas masalah-masalah yang belum bisa mereka pecahkan, perubahan kondisi peserta didik pada usia sekolah menengah ini banyak disebabkan oleh hal-hal yang bersifat cultural. Problematika remaja secara garis besar terdapat dua faktor yaitu faktor intern (dari dalam diri remaja itu sendiri) dan faktor ekstern (dari luar diri).Yang sangat menonjol dari problematika remaja adalah yang berhubungan kultural dan psikososial. Untuk itu perlu adanya perhatian orang lain juga sangat membantu mereka untuk memecahkan masalah yang menimpa.
















DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohammad., Asrori, M. 2008. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara
Mappiare, Andi. Drs. 1992.Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional
Yusuf, H. Syamsu. Dr. M.Pd. 1992. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. 
Anonim.2008. Peserta didik.http://massofa.wordpress.com/2008/04/25/hakikat-pertumbuhan-dan-perkembangan-peserta-didik-bag-2/

ANEKA SITUASI PELIBAT MENYIMAK


ANEKA SITUASI PELIBAT MENYIMAK

A.    DEFINISI MENYIMAK
Menurut Tarigan mennyimak adalah proses mendengarkan lambang lisan dengan penuh
perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.

B.     DEFINISI SITUASI PELIBAT MENYIMAK
Keadaan yang terdapat dalam kegiatan atau ketrampilan menyimak yang melibatkan
pembicara serta penyimak. Dalam ketrampilan menyimak ini ada beberapa aneka situasi pelibat menyimak, antaranya :
1.      Menyimak dalam kehidupan dan kurikulum
2.      Petunjuk, keterangan dan pengumuman
3.      Percakapan dan diskusi
4.      Laporan
5.      Radio, televisi, rekaman dan telepon

C.     ANEKA SITUASI PELIBAT MENYIMAK
Ada beberapa macam aneka situasi pelibat menyimak, diantaranya :
1.      Menyimak dalam kehidupan dan kurikulum
               Diakui atau tidak, kegiatan menyimak adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam segala aspek, baik itu dalam kurikulum atau bahkan pada kehidupan sehari – hari.
               Dalam tata kurikulum sekolah, hal ini cukup jelas bahwa menyimak adalah kebutuhan primer yang tidak bias dinegosiasi. Misalanya peserta didik yang dituntut untuk bisa memcahkan masalah setelah penyampaian materi dari gurunya. Untuk itu, siswa membutuhkan pemahaman yaitu dengan kegiatan menyimak atau membaca.



1.
 
               Sedangkan dalam kehidupan sehari – hari, menyimak juga merupakan hal penting. Modernisasi menurut seseorang untuk senantiasa sigap atau akselerasi dalam bertindak atas informasi yang diterimanya supaya mereka bisa bertahan hidup ditengah jaman yang semakin maju.
               Penelitian mengenai menyimak dalam kehidupan atua dalaam kurikulim sekolah dapat dikatakan masih sangat langka. Baru pada tahun 1929, Paul T. Rankin dari Detroit Public Schools, menyelesaikan sebuah survey mengenai penggunaan waktu dalam keempat ketrampialan bahasa. Dan menunjukkan hasil sebagia berikut :
·         Menulis             : 9%
·         Membaca          : 16 %
·         Berbicara          : 30 %
·         Menyimak         : 45 %
              Prof. Roberto Carlsen dari University of Colorado bersama Prof. Brown pada tahun 1951 menyelesaikan suatu tes tentang pemahaman menyimak yang akan dipergunakan diseluruh Amerika Serikat. Dari hasil tes tersebut dapat diketahui menyiamak yang jelek ( poor listeners) :
a.       Mereka yang terlalu banyak mencatat secara terperinci
Meraka yang terlalu terlibat seluk beluk mekanisme kegiatan kerangka kuliah hingga lupa akan bagian – bagiannya. Atau mereka menyadari bahwa menyimaknya jelek singga membuat catatan untuk menyenangkan hati.
b.      Mereka yang tidak sanggup mengatasi gangguan – gangguan
Didalam kegiatan menyimak tentunya ada gangguan – gangguan yang akan mempengaruhi jalannya kegiatan menyimak. Gangguan tersebut seperti, bunyi berisik, gemuruh atau teman yang jail.
c.       Mereka yang berjiwa argumentatif
Ketika mereka mendengarkan pembicara sedang menyampaikan materi, para poor listeners tidak konsentrasi untuk menyimak, tetapi malah sibuk dengan mencari argumentasi pembicara.


2.
 
d.      Mereka yang berpura – pura menarik perhatian
Tindakan ini biasanya dilakukan oleh mahasiswa atau penyimak lain yang berpura – pura menyimak dengan duduk tenang, memperhatikan dosen atau pembicara denagn semata – mata untuk menarik perhatian. Tetapi para poor listeners tidak memahami apa yang sedang dibicarakan.
e.       Mereka yang kurang perhatian dalam materi yang disampaikan
Kurangnya minat mendalami materi menjadi kendala dalam proses kegiatan menyimak
         Adapun cara mengembangkan ketrampilan menyimak :
a.       Latihan terpimpin
b.      Menjauhi faktor – faktor penyebab penyimak jelek
c.       Meningkatkan atau memperkaya kosa kata
d.      Meningkatkan pengenalan kata yang baik didengar telinga
2.      Petunjuk, keterangan dan pengumuman
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ada istilah yang mendefinisikan tentang petunjuk, keterangan, dan pengumuman.
Petunjuk adalah suatu penjelasan tentang sesuatu yang harus diikuti untuk dapat mengerjakan sesuatu atau sebagai salah satu bahan pertimbangan.
Keterangan adalah uraian untuk memperjelas sesuatu sehingga seseorang dapat pemahaman yang lebih optiamal dari informasi tersebut.
Pengumuman adalah suatu pemberitahuan baik melalui tulisan maupun lisan.
               Untuk menjamin berlangsungnya kegiatan menyimak yang efektif, efisien serta atentif, setidaknya guru harus mengetahui bagaimana cara menyampaikan yang baik. Sehingga siswa juga dapat memahami isi materi secara menyeluruh.
Contoh menyimak petunjuk, keterangan dan pengumuman :
a.       Setelah periksa, seorang pasien menyimak dengan seksama petunjuk dari dokter.
b.      Dengan antusias, para mahasiswa program study Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tentang materi mata kuliah menyimak.
c.       Ujian Nasional telah usai, kini tiba saatnya para siswa yang didampingi orang tuanya menyimak pengumuman kelulusan.

3.
 
3.      Percakapan dan Diskusi
               Percakapan atau konversi merupakan aktivitas yang paling umum diantara tipe – tipe komunikasi lisan yang jelas, menuntut banyak kegiatan menyimak. Sedangkan diskusi berpusat pada satu topik dan berusaha terus maju dalam cara yang teratur menuju satu titik keputusan.
               Dalam berbicara, mereka perlu diajar untuk membantu para
Penyimak mereka sendiri dengan cara dengan memilih topik pembicaraan yang menarik bagi para rekan mereka merasa tanggungjawab penuh untuk turut mengambil bagiak dan menarik serta kedalamnya seorang pendatang baru atau anak yang sanagat pemalu, menghindarai atau mengubah suatu objek terlalu bersifat pribadi ataupun yang dapat memalukan seorang orang anggota kelompok itu. Pengetahuan – pengetahuan yang sedemikian rupa timbul dan diperoleh dalam kaitannya dengan suatu masa, memperlihatkan serta menceritakan makna yang sebernarnya, denagn konversasi para siswa selama kegiatan – kegiatan kelompok kecil dan komite serta pembicara informal, pembicara tidak resmi pada waktu istirahat. Bimbingan sang guru biasanya bersifat incidental saja, dan kerap kali bersifat individual, sambil secara rendah hati dia mengomentari masalah – masalah kesopansantunan dan keefektifan.
               Disamping kegiatan telah disebutkan tadi, disekolah dan diluar sekolah, anak – anak sering ikut berpartisipasi dalam diskusi berbeda dengan konversasi yang mungkin melantur kesana kemari, diskusi ini berpusat pada satu topik tunggal dan haruslah terus maju dalam suatu cara yang teratur menuju satu titik keputusan.
               Percakapan dan diskusi menempa kita menjadi masyarakat yang aktif, reseptif, responsife serta atentif, terbuka menerima pendapat dan pendirian orang lain, bahkan kritik dan cacian mereka.






4.
 
4.      Laporan
   Bagi anak-anak yang menduduki kelas-kelas yang lebih tinggi, laporan merupakan suatu tugas dan tanggung jawab penting. Bahkan anak taman kanak-kanak pun dapat melaporkab pengalaman-pengalaman pertamanya, seperti tamasya di hari Minggu ataupun mengenai anak kucingnya yang baru lahir, kedatangan pamannya dari dari kampong membawa anyak buah-buahan. Selama penyajian suatu laporan, para penyimak haruslah mengikuti rencana organisasi sang pembicara, pilihan serta urutan ide-idenya, harus berusaha menyaring informasi yang melengkapi informasi yang telah ada dalam fikiran dan harus dapat mengevaluasi keotentikan atau kebenaran hal-hal yang dikatakan oleh sang pelopor. Laporan-laporan memang diperlukan bila kelompok-kelompok kecil ikut serta bekerja dalam  panitia yang ada hubungannya dengan suatu kegiatan kelas; bila seorang individu mengamati atau membaca  untuk mempelajari jawaban bagi suatu pertanyaan yang timbul dalam suatu kegiatan belajar, atau bila dia mengadakan suatu percobaan.
Dari masa  taman kanak-kanak sampai kelas-kelas yang lebih tinggi, banyak sekali kesempatan timbul bila seorang anak menyimak cerita, baik cerita yang dituturkan  kepadanya ataupun yang dibacanya dengan suara yang nyaring. Sang guru atau teman-teman sekelas dapat membacakannya dari buku-buku, mereka dapat menceritakan kisah-kisah, ataupun menceritakan serta menghubungkan dongeng-dongeng berdasarkan  pengaaman pribadi. Mereka pun dapat pula bersama-sama menulis kreatif, memberi response dengan  sepenuh hati, mengikuti pengembangan alur atau isi cerita, membayangkan atau mengimajinasikan gerak lakon yang disorot, yang dipotret dan menafsirkan  perasaan-perasaan serta motifasi-motivasi para tokoh cerita (Dawson [et all], 1963 : 157-7). Di sampang itu, apresiasipun turut pula ditingkatkan bila anak-anak menyimak pembacaan puisi dan ikut serta dalam berbicara bersama dan membaca bersama (cnoral speaking and cnoral reading).



5.
 
Mengajar-mengajar yang bersifat dua darah ternyata laporan-laporan sangat banyak melibatkan anak-anak harus disuruh dan  dibiasakan banyak membaca. Untuk memeriksa sampai  dimana pemahaman mereka tarhadap isi  bahan bacaan, mereka pun disuruh pula  membuat rangkuman tertulis, dan cesara tidak sadar kita telah memupuk serta meningkatkan keterampilan menulis mereka. Rangkuman yang berupa laporan tertulis itu dapat pula dibacakan di muka kelas , atau isi bacaan itu dapat diceritakan dengan kata – kata sendiri pada teman - teman kelas, yang sekaligus pula merupakan latihan bagi keterampilan berbicara. pada saat mereka membacakan laporan itu, teman-teman sekelasnya disuruh  menyimaknya baik-baik.
Alangkah banyaknya kejadian dalam  kehidupan sehari-hari yang dapat  dilaporkan oleh  anak-anak kepada  guru dan teman sekelas dalam  rangka meningkatkan keterampilan berbahasa,  khususnya keterampilan  berbicara dan menyimak.
5.      Radio, Televisi, Rekaman, Telepon
Kehidupan modern menuntut kegiatan menyimak yang  lebih meningkat. Pada masa kini kebanyakan rumah  tangga memiliki satu atau lebih jenis-jenis perlengkapan radio, televisi, rekaman dan telepon. Segala jenis menyimak yang telah kita  kemukakan pada pembahasan sebelumnya dituntut dalam  berbagai ragam situasi menyimak  oleh  perlengkapan diatas, antara lain:
a.       Menyimak sekunder,
Adalah jenis kegiatan menyimak secara kebetulan.
Contoh: apabila  musik dipasang  pelan-pelan sebagai  latar  belakang.
b.      Menyimak sosial atau menyimak konversasional
Adalah menyimak yang berlangsung dalam situasi social tempat interaksi.
Contoh: kalau  kita  dipanggil berbicara pada  telepon.
c.       Menyimak apresiasif,
Adalah jenis kegiatan menyimak yang menimbulkan apresiasi untuk keindahan.
Contoh: bila drama yang baik atau musik yang merdu dipagelarkan atau di pentaskan



6.
 
d.      Menyimak eksplorasif atau menyimak interogatif
Adalah menggali informasi untuk memperoleh fakta, tujuan dan manfaat.
Contoh: kalau kepada kita diberikan resep-resep atau  informasi mengenai cuaca.
e.       Menyimak konsentratif dan menyimak kritis
Adalah menyimak yang sejenis telaah.
Contoh: apabila masalah-masalah penting didiskusikan oleh para politikus dan para pakar dalam berbagai bidang ilmu  pengetahuan.
Kalau kita telah mengemukakan bahwa sarana-sarana itu menuntut banyak kegiatan menyimak dan juga dapat mengembangkan serta mempertinggi mutu keterampilan-keterampilan menyimak,  hendaknya jangan  kita lupakan bahwa sebaliknya pun dapat terjadi; sarana-sarana canggih itu  dapat pula membuat orang  tidak menyimak, sebagai gantinya justru “menghilangkan” atau “mematikan” minat dan kemampuan menyimak. Apabila radio dan televisi dipasang atau dihidupkan berjam-jam  terus  menerus, maka jelas bahwa penyimakkan akan memutuskan percakapan ataupun  diskusi  kelompok keluarga, kalau dia ingin  menonton siaran  yang menarik baginya, atau dia  akan mengesampingkan program tersebut, menganggapnya tidak ada bila dia mendengarkan atau menyimak  pada rekan-rekanya. Perhatikanlah praktek yang nyata pada diri anda  kalau ada siaran langsung permainan sepak bola, pertandingan tennis,  pertandingan  tinju, pagelaran musik jazz, upacara peringatan 17 Agustus pada layar televisi.
Tetapi bagaimanapun juga sang  guru  harus berusaha sekuat daya membimbing anak-anak yang  mempunyai kecenderungan untuk “mematikan” atau “menganggap sepi” setiap penyajian yang kurang  atau tidak dapat menarik perhatiannya. Sang guru harus berupaya agar  penampilannya di muka kelas waktu  mengajar benar-benar menarik  dan efektif, kalau dia ingin memikat hati  dan terus menarik minat  para  siswa yang bertindak sebagai pendengar, sebagai pemirsa.




7.
 
Secara khusus dapat kita lihat  bahwa situasi  dan  suasana sekolah sering kali menuntut perpanjangan waktu menyimak oleh kelompok-kelompok besar, seperti pada petemuan-pertemuan dan acara-acara sekolah. Sering pula sebagian terbesar dari  pada  anak-anak justru  terlalu muda atau  sudah terlalu besar  untuk tertarik pada acara tertentu. Dalam hal ini staf pengajar haruslah dapat meyakinkan bahwa penyajian-penyajian tersebut  disesuaikan dengan kedewasaan latar  belakang serta perhatian para  pemirsa,  penyimak muda  itu. Kalau tidak, maka  tidak usah kita heran bila kebiasaan-kebiasaan menyimak yang jelek serta kekurang sopananlah yang menjadi  akibatnya. 
Bahkan walaupun misalnya suatu program disesuaikan dengan baik bagi pemirsa, toh setiap guru sebaiknyalah mempersiapkan anak-anak didiknya buat menyimak dengan  penuh perhatian, dengan cara mengadakan diskusi pendahuluan, telaah  gambar-gambar, menceritakan suatu kisah, atau sarana-sarana lain yang dapat membangun suatu latar  belakang serta membangkitkan hasrat dan gairah mereka untuk menyimak dengan saksama,  cermat dan  tepat (Dawson [et al], 1963 : 1958)


                         













8.
 
DAFTAR PUSTAKA


Dawson, Mildred A. [et all]. 1963. Guiding Language Leaning. New York; Haurcourt,
Brace & world, Inc.
Hunt, Gary T. 1981. Public Speaking. Englewood Cliffs: Prentice Hall, Inc.
Salisbury, Rachel. 1955. Better Language and Thinking. New York: Appleton-Century-crofts, Inc.
Tarigan, henry Guntur. 1986. Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.