KETIKA KEMENYAN BERASAP
Riri
Eka Jayanti
Tokoh
– Penokohan:
1. Kemenyan
Seorang
yang mengaku bijak namun selalu bertindak konyol dalam suatu usahanya.
(selalu
mengenakan kemaja batik dan celana bahan)
2. Mawar
(Istri Kemenyan)
Sosok
istri yang selalu patuh dengan suami, sabar serta ramah.
(berbakaian
rok pendek serta kemeja berlengan pendek dengan rambut cepol)
3. Melati
(Ajudan 1)
Wanita
cantik mempunyai karismatik serta cerewet. Dia menjadi ajudan Kemenyan.
(Memakai
rok mini dan kemeja lengan pendek)
4. Cempaka
(Ajudan 2)
Wanita
cantik mempunyai sifat pendiam
(Memakai
rok mini dan kemaja lengan pendek)
5. Mbah
dukun
Mempunyai
watak cleneh dan mata duitan.
(berdandan
ala dukun dengan kalung-kalung yang menghiasi lehernya)
6. Hantu
(berdandan
ala kuntilanak memakai pakaian putih)
7. Warga
Ketika
sebuah kepercayaan pada diri sendiri mulai berkurang karena sebuah persaingan,
banyak orang yang menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan sebuah
kekuasaan. Tidak ketinggalan pula kisah seorang warga yang ingin mencalonkan
diri di desanya. Dia bernama Kemenyan, yang sangat berambisi untuk merebut
kursi jabatan di desa Goib. Namun entah apa yang dipikirkan, dia harus menempuh
jalan mistis untuk mendapatkan kekuasaan tersebut.
Adegan
1
(Musik suara burung dan setting lampu terang)
Kemenyan
yang selalu berlaga layaknya seorang pelitikus besar sedang berbicang dengan
istrinya diteras rumah.
Kemenyan :
Bu, bagaimana kalau bapak mencalonkan kepala desa saja ?
Mawar :
Memangnya bapak sanggup ?
Kemenyan : walah. . .walah bu ne, bapak ini dulu
menjadi ketua kelas waktu di
SD. (berdiri bangga serta tertawa)
Mawar : ealah bapak. . bapak, jadi ketua
kelas di SD saja kok bangga ! ya sudah
terserah bapak saja. yang penting tanggung
jawab.
Kemenyan : siap bu ne !!! (berdiri sambil memberi
hormat)
Mawar : ya sudah ibu mau beres-beres
rumah dulu.
Sang
istri tak kuat dengan tingkah aneh Kemenyan, dia memutuskan untuk masuk rumah.
Ketika itu Melati lewat didepan rumah Kemenyan, kemudian dia memanggilnya.
Kemenyan :
Ti. .ti. .sini sebentar !!!
Melati : aduhhhhh !!!! Pak Menyan ini
jangan panggil saya “Ti”! Panggil saya
Mel. (sambil memainkan rambut panjangnya
Saminah centil)
Kemenyan : Nama mu ini Melati kan ? ya sudah saya
panggil Ti aja.
Melati : Mana mungkin orang secantik dan
sesexy saya ini dipanggil Ti.
Ngemeng-ngemeng ada apa bapak Parman
terhormat ini memanggil Mel
yang cantik ?
Kemenyan : haduhh. . .pusing sayang ngomong sama
kamu! Begini sebentar lagi kan
pemilihan kepala desa, saya berniat untuk
mencalonkan diri. Saya pingin
desa ini maju.
Melati : jangan maju-maju pak nanti
ketabrak lagi. (celoteh sambil manja)
Memangnya bapak bisa memimpin ? wong memipin
diri sendiri aja
berantakan begitu. Yakin pak? Terus apa
hubungannya dengan saya ?
Kemenyan : sebarangan saja kamu, pasti saya bisa!
Kamu mau gak menjadi tim
sukses ku ?
Melati : mau. . .mau. . mau pak !
Kemenyan : iya sudah besok kamu mengajak teman mu
satu lagi untuk membantu
dikubu saya.
Melati : siap bos!!! Saya mau capcus dulu
pak.
Setelah
Melati pulang. Terdengar teriakan istri dari dalam rumah memanggil Kemenyan.
Mawar :
Pak. . Pak. .Bapak kesini sebentar!!
Kemenyan :
Sek tho bu. Lagi asyik baca Koran ini. (Padahal sedang bermain HP)
Mawar : Walahh. . .beritanya tentang apa
tho pak kok sampai asyik begitu ?
(sambil menjewer telinga Parman)
Kemenyan : hehehe. . .bu ne. bapak kira masih didalam
bu. (mringis sambil garuk
garuk kepala)
Mawar : Ngobrol sama siapa tho pak tadi ?
Kemenyan : ndak bu tadi ada Saminah datang minta
bantuan katanya. eh. . .bu ne tadi
nyuruh bapak masuk ada apa tho ? perlu
bantuan tho bu ?
Mawar : Bapak lupa tho itu ayamnya belum
dikasih makan pak!
Kemenyan : walah. . .lupa saya bu. Ya sudah bapak
ke belakang dulu.
Adegan 2
Saminah
sudah siap di pos kampling dekat rumah Parman. Sambil memegang cermin sesekali
dia menggerutu menunggu kedatangan Parman. Setting panggung dibuat terang agak
redup-redup karena sore hari.
Melati : Ini si bos kemana tho kok gak
datang-datang ? Janjinya jam5 sore
ketemu disini tapi juga belum nongol-nongol.
Kemenyan : Melati!!!!!!!!!! (teriak sambil menepuk
punggungnya)
Melati : copot. . copot. . copot.
Alahhhh. . si bos ini mengagetkan Ine saja si!
Lama bingitss si bos datangnya ? kan sebentar
lagi Mel ada show
dikampung sebelah. Mel belum dandan, belum
ngeblow rambut, belum
pakai alis, belum pakai lips. . . .(belum
selesai ngomong )
Kemenyan : stop. . stop. . .stop!!! sudah jangan
diterusin. Pusing saya denger kamu
ngoceh.
Melati : hehehe, , maaf bos.
Kemenyan : Mana teman mu itu ? ? kan kemarin saya
suruh buat ngajak teman.
Melati : sa. . . . . (melongo)
Tiba-tiba
dari kejauhan tampak sosok cantik yang tidak cantik-cantik amat lari menuju pos
kampling.
Cempaka :
M. . C.O.M.I.N.G !!!!!!! (dibaca sesuai tulisan)
Aku datang !!!! (lari namun kebablasan)
Melati :
ehhhhhh. . Cem. . Cem mau kemana kamu. (menarik bajunya)
Cempaka :
kebablasan tho saya ini. (tertawa) maap pak bos.
Kemenyan : sudah!! Pusing saya ini melihat tingkah
kalian. Sekarang bagaimana
rencana kalian?
Melati : saya gak punya rencana pak bos.
Cem kamu ada gak ?
Cempaka : lho kok saya ? saya kan Cuma
ikut-ikutan saja.
Kemenyan : kalian ini sama saja !!! sudah saya
punya rencana kalau nanti kita
kerumah Ki Jambrong saja.
Melati : dukun desa tetengga bos ? kok
pakai dukun si bos ?
Kemenyan : lho mau pakai apa ? ? sekarang itu banyak
orang-orang yang pada datang
kedukun. Saya jamin pasti kita menang.
Cempati : Pak bos, , itu kan dosa. Dilarang
di agama kita. Kita harus percaya sama
diri Allah. Itu berbuatan syirik dan Allah
sangat membenci itu.
Melati : hustttt. . Cem kamu kok malah
ceramah si ? (menupuk tangan lina)
Kemenyan : bagaimana kamu setuju gak Ti ?
Melati : setuju aja pak bos. Cem kamu
setuju juga kan ?
Cempaka : ya sudahlah.
Kemenyan : besok malam kita kerumah ki Jambrong ya
?
Melati
: Siap pak bos !!
Adegan 3
(musik
seram dengan suara burung hantu serta lampu redup kemerah-merahan)
Pas
malam jum’at Kemenyan dan kedua ajudannya pergi kerumah ki Jambrong. Pukul
10.00 malam mereka bertiga di tempat praktik Ki Jambrong. Mereka berjalan
mengendap-ngendap seperti maling.
Melati :
Bos, bos bener ini tempatnya ? (berjalan dibelakang Kemenyan)
Kemenyan :
sepertinya si benar ini tempatnya.
Cempaka :
Bos, kok tempatnya seram begini ya ? Pulangnya aja yuk ? (memeluk
mawar sari belakang)
Melati :
ihhhh. . .apaan si ini ? ? berat tau cemmmmmm!!!!! (melepaskan pelukan
cempaka)
Cempaka :
aku takut mel, ini gelap banget.
Melati :
kamu itu tahu gak si kalau yang namanya rumah dukun ya gelap. Kalau
terang dan rame itu mall.
Kemenyan :
hussttt !!!! kalian ini berisik sekali.
Melati :
Tahu kamseupay satu ini.
Kemenyan :
sudah jangan berantem terus mending kita masuk saja.
Dari
dalam Ki Jambrong mengetahui kedatangan mereka. Dibalik asap dupa yang sedang
dibakarnya, Ki Jambrong memanggil Kemenyan dan ajudannya.
Ki Jambrong :
Masukkkkk!!! Jangan ribut-ribut diluar saja.
Mereka
bertiga bergegas memasuki ruangan Ki Jambrong dan menjelaskan kedatangan
mereka.
Melati :
Ki maaf mengganggu. Kami bertiga datang kesini. . . . .
Ki Jambrong :
Saya sudah tahu kalian datang untuk apa. (memotong pembicaraan
Melati) kalian datang kemari untuk memintta
bantuan agar kamu menang
dalam pemilihan kepala desa nanti kan ? (menunjuk
Kemenyan)
Kemenyan :
I. .i . . i. .iya Ki benar sekali. Kok Ki Jambrong tahu ?
Cempaka :
wahhhh. . Ki Jambrong pintar. Kita belum menyampaikan tujuan tapi Ki
Jambrong sudah tahu terlebih dahulu. Dulu
sekolah dimana tho Ki ?
Melati :
Cemmmmm !!!!!!
Cempaka :
lah bener kan ?
Melati :
terserah kamu saja !
Kemenyan :
Bagaimana Ki ? Apa Ki Jambrong bisa membantu ?
Ki Jambrong :
Tenang asal. . . . . .(memainkan jari-jarinnya menandakan menginginkan
uang)
Kemenyan :
beres itu Ki (menyodorkan sejumlah uang dalam amplop) ini sebagai DP
Ki, nanti kalau berhasil saya tambah lagi.
Ki Jambrong :
(membuka dan menghitung isi amplop) oke cukup lah.
Ki
Jambrong memulai ritualnya, Dupa pun dibakar dan mulai mengeluarkan asapnya.
Sambil berkomat-kamit Ki Jambrong beritual. Tidak beberapa kemudian keluarlah
sosok hantu berupa kuntilanak.
Hantu :
hi. .hi..hi..hi (ketawa khas kuntilanak)
Cempaka :
han. . . han. . hantuuuuu (mencoba berlari)
Melati :
Cemmmmm, , mau kemana ?
Cempaka :
itu ada hantu, aku takut. Ini kan malam jum’at walaupun gak kliwon si.
Ki Jambrong :
tenang saja. Dia yang akan membantu kalian untuk mendapatkan apa
yang kalian inginkan.
Kemenyan :
tapi bagaimana caranya Ki ? masa mbak kuntil bisa bantu ? tuyul kek,
genderuwo kek gitu ki.
Hantu :
sembarang saja kamu !!! (mengahampiri Kemenyan dan memukul
kepalanya)
Ki Jambrong :
kalian tenang saja. besok kamu siapkan bunga tujuh rupa dan sesajen.
Kamu taruh dihalaman rumah mu.
Kemenyan :
baik Ki. Sudah itu saja persyaratannya ?
Ki Jambrong :
satu lagi, kamu harus siapkan sejumlah uang.
Kemenyan :
untuk apa Ki ? kan tadi saya sudah bilang bahwa uangnya saya akan
kasih setelah saya menang.
Ki Jambrong :
itu uang akan dilipat gandakan untuk modal mu kampanye.
Kemenyan :
oooo. . begitu tho ki ? sudahkan ? kalau begitu kami pamit pulang Ki.
Ki Jambrong :
baik, silahkan.
Adegan
4
Siang
hari dirumahnya, Kemenyan menyiapkan keperluan untuk sesaji yang diminta
diminta Ki Jambrong.
Mawar :
Pak, itu buat apa tho ? (mencoba mencari tahu)
Kemenyan :
ini nanti buat sesaji. Semalam bapak ke tempat Ki Jambrong.
Mawar :
Astaghfirulah pak, , eling jadi apa tidak itu tergantung usaha baik bapak.
Tentunya kita juga berdo’a kepada Allah.
Jangan malah seperti ini pak.
Kemenyan :
bapak juga ini usaha bu. Dan bapak juga selalu berdo’a.
Mawar :
tapi caranya mbok yang halal pak. Ini berbuatan syirik namanya.
Kemenyan :
sekali ini saja tho bu (sembil memohon kepada sang istri)
Mawar :
terserah bapak saja lah. (berlalu kedapur)
Tiba-tiba
dari depan Melati dan Cempaka datang mengagetkan Kemenyan yang sedang asyik
dengan sesajinya.
Cempaka :
dorrrrrr !!!!
Kemenyan :
halahhh. . . kalian ini bikin saya jantungan saja.
Melati :
bos sibuk sekali nampaknya ? boleh ikutan bos ?
Kemenyan : ini saya sedang menyiapkan sesaji yang
Ki Jambrong minta.
(menunjukkan tampah yang berisi sesaji)
Melati :
sudah lengkap semua bos ?
Cempaka :
itu dukun sudah pintar, makannya juga enak-enak.
Melati :
haduuuhhhh. . cem. .cem kamu kapan si pintarnya ?
Cempaka :
makanya saya minta diajari Ki Jambrong supaya pintar.
Kemenyan :
sudah kalian pulang saja. disini berisik saja. saya mau istirahat.
Adegan
5
Setelah
tengah malam tiba dan Kemenyan sudah menyiapkan sesaji tersebut. Tiba-tiba KI
Jambrong datang bersama dengan hantunya.
Ki Jambrong :
itu orang bodoh sekali ya ? kita kibuli tapi dilakukan juga.
Hantu :
iya bos. Kita pintar ya bos ?
Ki Jambrong :
kira-kira sudah sepi belum ? kita cek apa saja sesajinya (melihat keadaan
sekitar)
Hantu :
aman bos. . .
Ki Jambrong :
wahhhhhhhh. . banyak sekali uangnya.
Hantu :
coba liat bos ?
Ki Jambrong :
kita kaya ini. (menunjukkan amplop yang berisi uang tersebut)
Hantu :
hahahahahaha. . mau beli apa kita bos ?
Ketika
Ki Jambrong sedang berbincang, ada warga yang sedang jaga malam melihatnya.
Karso :
sim, kamu melihat dua orang mencurigakan di depan rumah Pak
Menyan ?
Karsim :
Iya, tapi kok satunya berpakaian seperti hantu ya ?
Karso :
apa jangan-jangan itu hantu.
Karsim :
bukan, sepertinya itu orang.
Karso : maling sim.
Karsim :
maling. . maling (sambil berlari kearah dukun dan mencoba mengkap)
Tidak
beberapa lama warga berhamburan keluar tak terkecuali Kemenyan dan istrinya.
Kemenyan :
ada apa ini ribut-ribut didepan rumah saya ?
Karso :
ini pak ada maling (memegangi Ki Jambrong)
Kemenyan :
lohh Ki Jambrong sedang apa disini ?
Ki Jambrong :
anu. .anu. . . (tiba-tiba gagap)
Kemenyan :
ini kan uang yang buat sesaji. Apa maksudnya ?
Ki Jambrong :
sebenarnya saya itu menipu bapak. Kami itu hanya dukun palsu,
sebelumnya saya sudah tahu rencana bapak.
(mencoba menjelaskan)
Kemenyan :
tahu dari mana ?
Ki Jambrong :
waktu sore-sore di pos ronda, saya tidak sengaja mendengar percakapan
bapak dengan ajudannya. Dari situ saya
mempunyai renacana.
Mawar :
kan ibu sudah bilang. Kalau pingin jadi kepala desa itu dengan cara yang
sehat. jangan malah main dukun. Ketipu kan
akhirnya ?
Kemenyan :
iya bu. Maafin bapak.
Mawar :
iya sudah ibu maafin. Tapi batalin saja niatnya buat nyalon kades.
Kemenyan :
terimakasih bu. Bapak batalin semuanya.
Karso :
ya sudah, bubar semua.
Warga :
huuuuuuuuu!!!!!!!!!!!!!!
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar