Sabtu, 15 Maret 2014

pocong si pencuri kambing_cerpen



Pocong si Pencuri Kambing
By.Riri Eka
Suatu hari di desa Umbulmukti begitu terik. Musim kemarau panjang membuat para petani di desa  tersebut menuai gagal panen.Karyo merupakan salah satu petani di desa Umbulmukti yang harus menelankepahitan karena gagal panen. Dia yang hidup bersama dan kedua anaknya hanyapasrah menerima keadaan. Apalagi Karyo hanya mempunyai sawah yang tidak luas.Untuk makan saja Karyo beserta anak istrinya hanya hanya bergantung denganhasil panen.
Didalam gubuknya yang kecil Karyo mengeluh kepada Sumirah sang istri. “Aduh….Gusti,panen ini gagal ! kita mau makan apa ta bu. . .bu ? !”
“Iya Pak, Latri juga harusbayar sekolah.” Jawab Sumirah bingung. Tidak lama kemudian Latri yang masihduduk dibangku SMA pulang dari sekolah.
“Assalamu’alaikum.”Latri mengucapkan salam sambil mencium tangan kedua orang tuanya. “Cah ayusudah pulang ta nduk ?” Jawab Sumirah sambil tersenyum.
“Joko kemana bu ?”Latri menanyakan kehadiran si adik yang masih dikelas empat SD.
“Dia bilang mau belajarkelompok nduk.” Jawab Sumirah.
“Bagaimana nduksekolahmu ?” tanya Karyo kepada Latri sambil tersenyum kecil.
“Baik Pak, tapisebentar lagi mau Ujian Tengah Semester Pak. Jadi uang bulanan harus lunas.”Ternang Latri sambil menundukkan kepala. Sementara Sumirah memandang penuhkebingungan kepada Karyo. “Ya sudah nanti Bapak usahakan untuk melunasisecepatnya” sambung Karyo.
Hingga malam menjelang Karyo masih memikirkan uangyang untuk membayar bulanan sekolah Latri. Di kamar tidur Karyo tidakmemejamkan matanya hingga larut malam. Kegelisahan membayangi pikiran Karyomalam itu. Terbesit niat buruk Karyo untuk mencuri kambing Pak lurah.
Pagi menjelang, suara kokok ayam saling bersautandinginnya pagi menusuk tulang Sumirah yang pagi itu telah sibuk menyiapkankeperluan kedua anaknya. Di dapur sumirah sibuk memasak sebagai bekal sarapanKaryo serta kedua anaknya. Tidak beberapa lama kemudian Karyo terbangun daritidurnya, dan menghampiri Sumirah yang berada di dapur.
“Bu, sudah selesaisemua ?” tanya Karyo sambil membenahi kayu bakar.
“Sudah kok pak, Bapaktidak ke sawah ? ?” ujar Sumirah.
Karso hanya berdiamdiri sambil membenahi kayu bakar yang berserakan didapur. Sedangkan Sumirahbergegas membangunkan anak-anaknya.
Waktu menunjukkan pukul 21.00WIB, Sumirah dan kedua anaknya bergegas untuk tidur. Namun Karyo masihmemikirkan niat buruknya untuk mencuri kambing pak Karyo. Tekat Karyo pun bulatuntuk mencuri kambing pak lurah, rencana pencuriannya sudah tersiapkan dalamhati. Lalu Karyo bergegas mencari mukenah Sumirah untuk menyamar menjadi pocongagar aksinya berjalan lancar. Diam-diam Karyo masuk kedalam kamar dan mengambilmukenah istrinya itu. Dalam hati Karyo berkata “Hal ini aku lakukan demi masadepan anak ku.” Tanpa pikir panjang Karyo menyulap dirinya menjadi pocongtiruan.
Tiba waktunya tepat pukul 12malam Karyo memulai aksinya. Karyo melihat jalanan sepi tanpa ada seorang punyang lewat seperti biasanya. Dengan nada lirih Karyo berkata “Wahhh, ,,sepertinya malam ini sepi. Semoga berhasil saja aksi ku malam ini” sambiltersenyum kecil Karyo meloncat-loncat layaknya pocong sungguhan.
“Aduh,, capek juga ternyata kalau berniat jahat. Tapi ini semua aku lakuin demi anakku Latri.” Berguman sambil meringis kesakitan karena meloncat-loncat.
Tidaklama kemudian Karyo sampai di kandang kambing milik pak lurah. Namun aksinyasedikit menemui kendala, karena dua penjaga keamanan desa setempat melihatKaryo yang berdiri samping kandang.
“Jan,itu apa ?” tanya Temu kepada Wasijan sambil menarik bajunya. “Mana sih Mu?”jawab Wasijan heran.
“Ituloh Jan, putih-putih disamping kandang kambing Pak lurah!”
Mengetahuiada suara orang, Karyo mulai panik. Namun dia tahu bahwa orang akan ketakutanmelihat dirinya yang menyerupai pocong.
“Hmmmmmmmmm!!!!!!!”gumam Karyo mencoba menakuti Wasijan dan Temu.
“Mu…..itu po…po…po…poconggggggg!!!!!!!” Wasijan dan Temu lari ketakutan karena merakamenyangka bahwa yang dilihatnya adalah pocong sungguhan.
Hampir satu jam berlalu Karyomelakukan aksinya. Dan perjuangannya berhasil, Karyo dapat membawa satu ekorkambing milik pak lurah. Dengan rasa percaya diri Karyo membawa pergi kambingitu dan segera menjual kepasar dipagi buta.
“Mu.. .itu kan pocong yang tadi kandang kambing Pak lurah.” Terang Wasijan heran.
“Iya,tapi kok pocong bisa bawa kambing ? Apa itu poncong mau berkurban ?” jawab Temudengan polos. “Huussttt…...kamu ngawur saja!!! sambil menepuk punggungnya Temu.Itu pocong maling Mu! Maling. . .maling. . . Malingggggggggggg!!!!!!!” Wasijanberteriak ke warga untuk memberi tahu.
Mendengarhal itu karyo mencoba berlari namun karena dandanannya menyerupai pocong diakesulitan untuk berlari dan akhirnya terjatuh. Dengan sigap Temu menangkapKaryo. “Hayo. . . .ketangkap juga kau akhirnya cong!” Temu menangkap Karyo.
Pada saat itu pun wargamendengar teriakan Wasijan dan bergegas keluar rumah. Tak beberapa lamakemudian warga telah berkumpul mengerumuni Karyo.
“Ayo….Kita pukuli saja malingnya!!!” seru salah satu warga. “Ayo!!!” seru warga yang lainnya.Namun Pak lurah segera bertindak “ Bapak-bapak. . .ibu-ibu, jangan main hakimsendiri! Sebaiknya kita buka saja penyamarannya. Agar kita tahu siapamalingnya.”
Denganwajah penasaran Temu membuka kostum pocong yang dikenankan Karyo.
“Bapak!!!!!!”Sumirah terkejut. Diikuti oleh terkejutnya warga.
“Ma..ma. .Maafkan saya Pak lurah. Saya terpaksa melakukan hal ini karena hasilpanen saya gagal. Dan Latri harus membayar uang sekolahnya” terang Karyo dengannada gugup. Setelah mendengarkan cerita Karyo Pak lurah terketuk hatinya untukmemaafkan Karyo. “Ya. . sudah Karyo saya maafkan perbuatan kamu ini. Tapi lainkali jangan diulangi perbuatan kamu ini.”
“BenarBapak memaafkan saya ? ? Terimakasih Pak lurah, terimakasih banyak.” Ucap Karyolega sambil berlutut didepan Pak lurah.
“IyaKaryo. Ya sudah semuanya kembali kerumah masing-masing!” perintah Pak lurahmembubarkan warga. Akhirnya semua kembali kerumah masing-masing dan Karyo punmenyesali perbuatannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar